sahabat nabi ⋆⭒˚.⋆
Ali selama Pertempuran Khaibar. Ali terkenal karena keberaniannya di medan perang dan atas kemurahan hatinya atas musuh musuhnya yang telah di kalah kan. Dia adalah pembawa panji dalam Pertempuran Badar (624) dan Pertempuran Khaibar (628).ia dijuluki karamallahu wajhu yang artinya wajahnya tidak pernah menyembah kepada berhala. Alasan kedua, Ali bin Abi Thalib RA adalah orang yang dikenal tidak pernah melihat aurat, baik aurat dirinya sendiri.Ali juga dikenal sebagai seorang yang gagah berani dan ahli siasat sehingga dijuluki asadullah artinya singa Allah.Sehingga ia dijuluki karamallahu wajha yang artinya wajahnya tidak pernah menyembah kepada berhala. Alasan kedua, Ali bin Abi Thalib RA adalah orang yang dikenal tidak pernah melihat aurat, baik aurat dirinya sendiri maupun aurat orang lain,Ali juga dikenal sebagai seorang yang gagah berani dan ahli siasat perang sehingga dijuluki asadullah artinya singa Allah.Menurut buku Biografi Ali bin Abi Thalib karya Ali Muhammad Ash-Shalabi, Ali bin Abi Thalib (Abdu Manaf) bin Abdul Muthalib adalah anak paman Rasullah yang bernama abu thalib. Nasabnya dengan Rasulullah SAW yaitu pada kakeknya yang bernama Abdul Muthalib bin Hasyim.
Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu nabi Muhammad saw. Ayahnya, Abi Thalib, merupakan kakak dari ayah Nabi saw, Abdullah. Ibunya bernama Fatimah binti Asad, masih keturunan Hasyim bin Abdi Manaf. Ali sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw sehingga kedekatannya membuatnya termasuk ke dalam golongan awal yang masuk Islam. Awal mula kedekatan Ali dengan Nabi Muhammad saw adalah saat paceklik dahsyat melanda kaum Quraisy di Makkah. Nabi Muhammad saw yang mengetahui banyaknya keluarga Abi Thalib prihatin dengan kondisi pamannya itu dan mengajak Abbas, pamannya Nabi lainnya yang termasuk konglomerat Bani Hasyim, untuk setidaknya meringankan beban Abi Thalib dengan ikut membantu pengasuhan anak-anaknya. Saat itu, Nabi Muhammad saw mengambil Ali, sedangkan Abbas membawa Ja’far bin Abi Thalib. Hal ini yang kemudian menjadikan Ali sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw hingga kemudian Nabi saw diangkat menjadi rasul. Menurut Ibnul Atsir, mengutip pendapat Ibnu Ishak menjelaskan bahwa paceklik yang melanda saat itu menjadi nikmat tersendiri bagi Ali bin Abi Thalib. Sebab karenanya, Nabi Muhammad membawa Ali sehingga ia bisa dekat dengan Nabi saw setelahnya.
Komentar
Posting Komentar